Setiap orang memiliki kebiasaan yang berbeda-beda ketika berbicara tentang kenyamanan berkendara. Ada orang terbiasa berkendara jika tidak memakai alas kaki alias nyeker. Beberapa orang mengaku nyaman menyetir tanpa menggunakan alas kaki.
Nyetir tanpa alas kaki itu memang paling nyaman, karena kita bisa langsung merasakan pedal gas, rem, dan kopling. Feeling ketika menginjak pedal dirasa presisi ketika tidak menggunakan alas kaki.
Tapi apakah kamu tahu kebiasaan menyetir tersebut bisa mendatangkan bahaya? Perlu ditekankan bila menyetir mobil tanpa menggunakan alas kaki tidak memenuhi standar keamanan berkendara.
Jangan beranggapan karena di Indonesia tidak ada peraturan yang mewajibkan pengendara mobil menggunakan alas kaki, maka nyeker pun diperbolehkan.
1. Kaki Lebih Berisiko Cidera Parah Saat Kecelakaan
Banyak alasan kenapa sopir ogah memakai sepatu selama mengemudi. Entah karena bisa mengalami kesulitan saat mengemudi karena sepatu yang mereka kenakan. Atau, bahwa penggunaan alas kaki menyebabkan mereka tidak lincah mengemudi.
Selama berada di dalam kabin, kaki juga membutuhkan perlindungan lebih ketika berkendara. Apalagi alas kaki makin penting saat kita mengemudi. Tanpa alas kaki yang proporsional, tidak melindungi kaki saat terjadi kecelakaan, sehingga kaki lebih berisiko cidera.
Maka dari itu, berkendara dengan kaki telanjang atau sendal jepit tidak disarankan, karena tidak melindungi kaki dari cedera saat terbentur dengan berbagai komponen mobil lainnya, seperti as setir atau pedal saat terjadi kecelakaan.
Saat kecelakaan yang terjadi cukup keras dan kaca mobil pecah berhamburan, kaki bisa saja terluka karena pecahan kaca tersebut. Makin parah lagi, kaki dapat tergores lebih dalam saat kita berusaha menyelamatkan diri, karena terkena pecahan komponen.
2. Tanpa Alas Kaki yang Proporsional, Bikin Kaki Mudah Lelah
Mengendarai mobil dengan kaki telanjang dalam waktu lama akan menyebabkan aliran darah di sekitar jari-jari kaki tidak lancar.
Hal ini disebabkan karena adanya tekanan serta kekuatan injakan yang tidak beraturan pada ketiga pedal di kabin. Ini membuat kaki menjadi lelah dan pegal, hingga kesemutan. Ketidaknyamanan ini akan menurunkan konsentrasi serta fokus pengendara saat mengemudi.
Apabila ini terjadi, akan berbahaya bagi kalian sendiri dan pengguna jalan lainnya. Untuk itu jika kalian berkendara dengan waktu yang lama, direkomendasikan menggunakan alas kaki tertutup yang nyaman.
Kemudian jika kaki sudah terasa lelah dan pegal saat mengemudi, alangkah baiknya berhenti sejenak untuk mengistirahatkan kaki hingga terasa normal kembali.
3. Kaki Berkeringat Membuat Pijakan ke Pedal Jadi Licin
Pijakan pada pedal menjadi licin karena terkena kaki berkeringat. Saat pedal licin, kaki berpotensi terpeleset. Tentu saja ini akan cukup mengganggu aktivitas berkendara saat pengemudi ingin berpindah injakan dari pedal gas ke rem, atau kopling.
kaki berkeringat ini bahaya terutama ketika sedang ngerem atau mengganti gigi persneling. Ketika kaki terpeleset maka injakan kaki ke pedal bisa tidak akurat, sehingga resiko terjadinya kecelakaan ikut meningkat.
4. Telapak kaki Kebas dan Panas
Gesekan yang terjadi antara telapak kaki dengan pedal membuat telapak kaki menjadi kebas, lalu kering atau kapalan.
Kapalan adalah penebalan kulit kering pada telapak kaki akibat gesekan.
Lalu, telapak dan tumit kaki juga akan terasa panas akibat bergesekan dengan permukaan karpet dan karet pedal. Kondisi kaki yang panas akan menyebabkan pengendara kurang nyaman selama mengemudi dan mengganggu fokus saat berkendara.
Pilih Sepatu yang Pas Untuk Mengemudi
Saat kalian ingin mengemudi, usahakan memakai sepatu yang proporsional. Jangan cuma ingin tampil keren tapi harus nyaman.
Jadi, apabila ingin mengendarai mobil, disarankan untuk menggunakan sepatu yang ukurannya sesuai dengan kaki. Tujuannya agar gerakan kaki lincah.
Kunci kenyamanan sepatu terletak pada pemilihan sol dan tumit. Jika kamu menggunakan sepatu yang solnya tebal, membuat kamu tidak bisa merasakan pedal dengan baik. Ini membuat pengendara tidak dapat menilai dengan tepat tekanan yang harus diberikan.
Itulah kenapa sepatu balap itu soalnya tidak terlalu tebal. Supaya telapak kaki masih bisa sensitif saat menginjak pedal.
Hindari Pakai Sendal Jepit Saat Mengemudi
Sendal jepit yang cukup terbuka bagi sebagian orang juga dirasa nyaman untuk mengemudi. Padahal, mengemudi sambil memakai sendal jepit ini cukup berbahaya dari sisi keselamatan.
Sandal jepit sangat mudah lepas dan bisa tersangkut di bawah pedal. Karena mudah lepas dan tersangkut, kamu akan terganggu ketika sandal tersebut terlepas. Bila sudah begini, terpaksa harus mengalihkan perhatian ke bawah dan menjadi tidak fokus mengemudi.
Untuk itu, tidak disarankan juga menggunakan sandal selama mengemudi. Tujuannya untuk menghindari kaki terpeleset atau posisi sendal terlepas saat kaki sibuk injak pedal.
Tidak Disarankan Pakai Sepatu Hak Tinggi Untuk Perempuan
Tak cuma kaum adam yang tidak disarankan pakai sepatu dengan alas tebal. Kaum hawa juga demikian, termasuk sepatu hak tinggi.
Jangan karena ingin tampil keren ke suatu acara, kalian malas mengganti high heels dengan sepatu flat. bagian tumit kaki harus selalu berada di lantai untuk responsivitas kaki yang ideal.
Bila memakai sepatu high-heels membuat posisi kaki seperti jinjit saat injak pedal. Dengan begini membuat kemampuan kaki untuk mengukur tekanan pada pedal jadi berkurang drastis.
Kesimpulan
Menggunakan sepatu selama mengemudi merupakan salah satu cara menyetir mobil yang aman dan nyaman. Karena saat berkendara, pergerakan kaki harus lincah saat injak pedal gas, pedal rem dan kopling.
Pemilihan sepatu yang ideal membuat kaki nyaman dan rileks. Pengendalian mobil akan tetap responsif dan kalian bisa bereaksi lebih tanggap terhadap perubahan situasi lalu lintas.