Jakarta –
Knalpot racing kini menjadi primadona di kalangan pengendara sepeda motor, khususnya anak muda. Tak hanya dipasang di motor sport 250 cc ke atas saja, skuter matic pun juga sudah banyak dipasangi knalpot racing.
Sejumlah pengendara motor menganggap kalau knalpot racing akan terlihat gagah dan keren. Selain itu, suaranya yang bising juga menambah adrenalin ketika memacu motor di jalan raya.
Namun sebelum mengganti knalpot racing, ada sejumlah perbedaan yang perlu kamu tahu antara knalpot racing dengan versi standar. Apa saja perbedaannya? Simak pembahasannya di bawah ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, perbedaan yang paling mudah antara knalpot racing dengan standar adalah suaranya yang lebih bising. Tapi tak hanya itu, masih ada sejumlah perbedaan antara kedua knalpot tersebut.
Mengutip laman Suzuki, berikut sejumlah perbedaan antara knalpot racing dengan standar.
1. Ukuran Knalpot
Perbedaan yang pertama adalah terletak pada ukurannya. Jika melihat knalpot versi standar tentu sudah dibuat oleh pabrikan dengan ukuran yang pas, sehingga dapat berfungsi dengan baik dan nyaman sesuai kebutuhan.
Lain halnya dengan knalpot racing yang mana ukurannya bisa berbeda-beda. Ukuran ini juga berpengaruh pada suara yang keluar dan performa motor saat melesat kencang di jalan raya.
2. Performa Motor
Banyak yang mengira kalau mengganti knalpot racing akan menambah performa motor jadi lebih kencang. Hal tersebut benar adanya, asalkan mesin motor juga ikut di bore-up.
Apabila mesin motor kamu masih standar dan memaksa menggunakan knalpot racing, tentu tidak berpengaruh kepada performa. Yang ada hanya muncul suara bising dari knalpot.
Sedangkan itu, knalpot standar telah disesuaikan oleh pabrikan agar memberikan kenyamanan dan performa yang maksimal di jalan raya.
3. Konsumsi Bahan Bakar
Perlu diketahui, di dalam knalpot standar terdapat sekat-sekat yang membantu gas sisa pembakaran yang belum sempurna atau yang masih mengandung bensin dapat tertahan. Karena tertahan, sisa-sisa bensin tadi dapat kembali ke ruang bakar sehingga konsumsi bahan bakar jadi lebih irit.
Sementara itu, knalpot racing memiliki sistem pembuangan gas sisa yang lebih lepas. Setelah busi membakar maka seluruh gas sisa akan terbuang, sehingga butuh pasokan bensin yang lebih banyak.
4. Risiko Pencemaran Udara
Pada versi standar, knalpot telah dilengkapi dengan penetralisir gas buang mesin atau disebut dengan katalitik konverter. Komponen ini membuat knalpot jadi lebih ramah lingkungan karena emisi yang terbuang sangat sedikit.
Berbeda dengan knalpot racing karena tidak dilengkapi dengan komponen katalitik konverter. Hal tersebut membuat gas buang lebih banyak mengandung racun karena tidak tersaring. Dampak buruknya adalah dapat menyebabkan pencemaran udara.
5. Harga
Soal harga, knalpot racing memiliki harga yang bermacam-macam tergantung dari merek dan kualitasnya. Dari pantauan detikOto di sejumlah e-commerce, harga knalpot racing dibanderol mulai Rp 1 jutaan hingga lebih dari Rp 10 juta.
Sementara itu, harga knalpot standar cenderung lebih terjangkau karena telah ditentukan oleh pabrikan. Tapi perlu diingat, setiap tipe motor punya harga knalpot yang berbeda-beda. Jadi, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu ke bengkel resmi.
Itu dia lima perbedaan antara knalpot standar dengan knalpot racing. So, detikers tetap pakai knalpot standar atau beralih ke racing?
Simak Video “Ratusan Knalpot Brong Sitaan Kota Malang Disulap Jadi Patung Robot“
[Gambas:Video 20detik]
(ilf/fds)
